Sabtu, 07 April 2012

TIPS MENDIDIK ANAK AGAR MANDIRI


Anak mandiri tidak dapat hadir begitu saja, tugas orang tualah yang harus menanamkan dan mendidik kebiasaan mandiri pada anak sejak dini, yaitu  bagaimana anak dapat memulai kemandirian dalam bertindak dan berfikir.
1.      Dorong anak untuk melakukan hal-hal sederhana & kecil secara teratur, seperti memakai pakaian sendiri, kaos kaki, memasang tali sepatu, dan berbagai pekerjaan kecil lainnya. Jangan tidak tega, kasihan atau justru tidak sabar melihat si kecil yang berusaha menalikan sepatunya selama beberapa menit, membuka sendiri kaleng permennya namun belum juga memperlihatkan keberhasilan, lalu orang tua  campur tangan/ langsung memberi bantuan menyelesaikan masalah-masalah kecil yang dihadapi anak sehari-hari, cara ini tidak akan membantu anak untuk menjadi mandiri, ia akan terbiasa “lari” kepada orang tua bila menghadapi persoalan untuk hal-hal kecil sekalipun dan cenderung menggantungkan diri pada orang lain. Beri kesempatan anak untuk mencoba melakukan kegiatan-kegiatan yang positif, terus beri motivasi agar anak tidak mudah menyerah dan Jelaskan padanya caranya sehingga ia bisa melakukannya sendiri, hal ini akan membuat anak merasa dihargai atas usahanya, sehingga akan mendorongnya untuk melakukan sendiri hal-hal kecil seperti itu.

2.      Jika anak sudah mau memperlihatkan keinginan untuk mandiri, dorong ia untuk terus melakukanya. Kadang untuk menghindarkan anak dari rasa kecewa, karena hal yang sedang diupayakan anak terkesan “mustahil”, kita buru-buru melarangnya hal ini akan mematahkan semangatnya dan membuatnya kehilangan motivasi untuk mandiri atau harapannya mengenai sesuatu yang ingin dicapainya, sebaliknya tunjukkan bahwa orang tua sebenarnya mendukungnya untuk bersikap mandiri, namun ajukan alasan-alasan mengapa keinginan tersebut belum dapat di penuhi.
3.      Ajarkan anak mengenai tanggung jawab dan melakukan tugasnya sendiri tanpa bantuan orang lain. Mulai dengan memberi penjelasan mengenai tanggung jawab, lalu ajari secara praktek, misal: biarkan anak mengerjakan sendiri Pekerjaan Rumah yang diberikan guru dan jangan membantu menyelesaikan, cukup dampingi anak secara rutin dan beri arahan. Setelah itu beri anak tugas sesuai kemampuannya, contoh:  mencuci piringnya sendiri seusai makan pada hari-hari tertentu, pada usia tertentu biarkan anak mencuci pakaiannya & membersihkan kamarnya sendiri.

4.      Sekecil apapun usaha positif yang telah dilakukan anak untuk mengatasi sendiri kesulitan yang ia hadapi atau meski hasilnya kurang memuaskan, hargai dan beri pujian, karena ini dapat memberi motivasi kepada anak untuk berbuat yang sama dilain waktu.



5.      Beri kesempatan anak memilih. Anak yang terbiasa berhadapan dengan situasi atau hal-hal yang sudah ditentukan oleh orang lain, akan malas untuk melakukan pilihan sendiri. Sebaliknya bila ia terbiasa dihadapkan pada beberapa pilihan lalu membuat keputusan-keputusan sendiri dalam lingkup kecil sejak dini, ia akan terlatih untuk membuat keputusan sendiri hal-hal dalam kehidupannya. Misal:
·         sebelum menentukan menu di hari itu, ibu memberi beberapa alternatif masakan yang dapat dipilih anak untuk makan siangnya.
·         memilih pakaian yang akan dipakai untuk pergi ke pesta ulang tahun temannya
·         beri kesempatan ia memilih acara kartun di televisi, buku bacaan atau majalah anak
Jika memang apa yang dipilih oleh anak kurang baik buat mereka, berilah alasan yang dapat dia terima,

6.      Beri kesempatan anak untuk berfikir
·         Meski salah tugas orang tua adalah memberi informasi & pengetahuan yang benar kepada anak, jangan langsung menjawab pertanyaan yang diajukan anak, pancing dan beri kesempatan anak untuk memberi beberapa jawaban sesuai dengan apa yang ia ketahui, lalu tugas Anda untuk mengkoreksi bila salah menjawab atau memberi penghargaan kalau ia benar. Hal ini akan melatih anak untuk mencari alternatif dari suatu pemecahan masalah dan tidak begitu saja menerima jawaban orang tua sebagai satu jawaban yang baku dan menjadi satu-satunya tempat untuk bertanya, masih banyak sumber-sumber lain di luar rumah yang dapat membantu untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Beritahu sumber lain yang tepat untuk dimintakan tolong untuk mengatasi suatu masalah tertentu. Hal ini membuat anak tidak tergantung pada orang tua untuk mengatasi suatu masalah.
·         Agar mampu mengambil keputusan, jangan langsung memberi segudang nasehat, lengkap dengan cara pemecahan yang harus dilakukan, ketika anak selesai menceritakan pertengkarannya dengan teman sebangku. Ajak anak berdiskusi dan memberi pendapat terhadap suatu permasalahan. Ajak anak untuk berkhayal tentang masa depan, misalnya apa yang menjadi cita-citanya kelak.

JANGAN SALAH MENDIDIK ANAK


Menjadi orang tua memang tidak mudah, jika cara mendidik Anda salah, akan berakibat fatal dan buruk untuk masa depannya. Beberapa kesalahan yang mungkin Anda tidak sadari terjadi dalam mendidik anak Anda:
1.      Tidak ada waktu untuk anak. Anak Anda butuh perhatian dan ingin didengarkan dibandingkan diberi sesuatu dan diam. Sebagai orang tua, walau sibuk, Anda harus menyediakan waktu bersama anak, dan pastikan anak tahu saat bersama orang tua adalah waktu yang tidak dapat diinterupsi. Berkomunikasi tentang hal yang terjadi selama seharian setidaknya menanyakan kegiatan mereka apa saja disekolah, makan malam bersama atau nonton tv atau film keluarga bersama. Komunikasi dengan anak penting, karena jika mereka punya masalah, akan disampaikan ke Anda dan masalah itu bisa cepat diselesaikan.
2.      Kurang Pengawasan. Jangan biarkan anak Anda berkelana sendirian dan terlalu banyak bergaul dengan lingkungan semu diluar keluarga Bila anak Anda berada di penitipan atau sekolah, usahakan mengunjunginya secara berkala dan tidak terencana. Bila pengawasan Anda jadi berkurang, solusinya cari tempat penitipan lainnya.
3.      Terlalu dibebani Anak juga butuh istirahat dan di charge ibarat baterai, kegiatan yang padat setelah sekolah seperti les yang terlalu banyak, kursus dan lainnya akan membebani mereka, anak akan kehabisan tenaga dan akan terkuras stamina bahkan untuk menghafal pun otak akan terbebani sehingga tidak maksimal. Jadi, beri mereka waktu menyalurkan hobi, seperti olahraga, mendengarkan musik atau bahkan beristirahat. Anak perlu waktu sendiri untuk merasakan kebosanan, sebab hal itu akan memacu anak memunculkan kreatifitas tumbuh.
4.      Terlalu menuntut Ujian adalah saat-saat paling tidak menyenangkan bahkan menjadi beban bagi anak. Dengan menuntut nilai yang bagus, kondisi ini akan memperberat beban anak dan membuatnya semakin stres. Pada saat tersebut beri dukungan moril, semangat dan motivasi. Katakanlah hal bijak seperti: apa pun hasilnya yang terpenting adalah bahwa dia sudah berusaha maksimal sehingga bila hasilnya tidak seperti yang diharapkan, maka tidak akan menyesal. Orang tua seharusnya membiarkan anak melakukan kesalahan, biarkan anak belajar dari kesalahan agar tidak terulang kesalahan yang sama. Bantulah anak untuk mengatasi masalahnya sendiri.
5.      Bertengkar Dihadapan Anak adalah perilaku orang tua yang paling berpengaruh merusak. Saat orang tua bertengkar di depan anak, khususnya anak lelaki, maka hasilnya adalah seorang calon pria dewasa yang tidak sensitif yang tidak dapat berhubungan dengan wanita secara sehat. Orang tua seharusnya menghangatkan diskusi di antara mereka, tanpa anak-anak di sekitar mereka. Wajar bila orang tua berbeda pendapat tapi usahakan tanpa amarah. Jangan ciptakan perasaan tidak aman dan ketakutan pada anak.
6.      Tidak Konsisten Anak perlu merasa bahwa orang tua mereka berperan. Jangan biarkan anak memohon dan merengek menjadi senjata yang ampuh untuk menaklukkan orang tua dan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Orang tua harus tegas dan berwibawa dihadapan anak, jangan tidak konsisten hanya karena perasaan kasihan, atau agar tidak rewel atau merasa sanggup untuk memenuhi permintaan anak, jika tidak maka anak kita akan menjadi pribadi yang lemah, cengeng dan tidak punya jati diri.
7.      Terlalu Banyak Menonton TV akan membuat anak malas belajar dan besar kemungkinan masuknya hal-hal negatif yang tidak mendidik. Orang tua cenderung membiarkan anak berlama-lama di depan TV dibanding mengganggu aktifitas orang tua apalagi memfilter apa yang boleh dan tidak boleh ditonton sesuai usianya.
8.      Terlalu royal memberi hadiah/terlalu mudah memenuhi permintaan anak Jangan terlalu mudah memberi anak hadiah atau memanjakan anak dengan memenuhi permintaannya jika tidak didukung prestasi yang baik di sekolah, hal ini akan membuat anak menjadi pribadi yang tidak punya daya juang, hanya berharap pada fasilitas yang disediakan oleh orangtuanya. Latih anak untuk berusaha terlebih dahulu sebelum mendapatkan yang diinginkannya. Anda boleh memberi hadiah, tentunya dengan memberi pengertian jika prestasi di sekolah bagus, minimal nilai pelajaran mereka baik.
9.      Bersikap Berat Sebelah/ Membandingkan-bandingkan Kadang orang tua lebih mendukung salah satu anak (bersikap memihak sambil menjelekkan anak lainnya) atau membanding-bandingkan dengan anak lain (baik itu saudara, teman atau teman sekelas) dihadapan anak. Hal ini akan membuat anak hilang persepsi, cenderung terpola untuk bersikap berat sebelah, anak yang direndahkan akan merasa tidak layak, rendah diri atau lebih buruk dari lannya hal ini bisa membuat anak stress dan pesimis. Ingatlah bahwa tiap anak memiliki kemampuan berbeda, jadi lebih baik Anda memberi motivasi, dukungan dan bimbingan yang dapat memicu potensi yang ada padanya yang semula terpendam menjadi terungkap.

Jumat, 06 April 2012

TIPS MENUMBUHKAN PERCAYA DIRI ANAK


Untuk anak balita, menumbuhkan rasa percaya diri untuk tampil perlu waktu,dorongan, latihan dan kebiasaan, sehingga sebaiknya kepercayaan diri balita dipupuk sejak ia belum masuk prasekolah (saat ia mulai berinteraksi dengan orang luar dan belajar hal baru), karena pada saat ini berinteraksi dengan orang luar masih belum dipandang sebagai masalah dan cenderung dimaklumi.
1.      Sejak bayi bebaskan dirinya untuk bereksplorasi untuk memuaskan rasa ingin tahunya sehingga ia akan berani dan tidak malu-malu dalam bertindak, berkembang menjadi pribadi yang kreatif, pintar, kompeten, lebih percaya diri saat berinteraksi dengan dunia luar, menghargai dan yakin atas dirinya
2.      Buat ia merasa bahwa ia adalah anak yang berharga dan dibanggakan oleh orangtuanya.
·         Sejak belia sampaikan PUJIAN (citra diri positif lewat kata atau pesan tersirat) saat terjadi interaksi antara anak dan orang tua. Semakin sering memuji perilaku baik anak dan usahanya dalam meraih sukses, semakin ia menjadi percaya diri dan menjadi seorang pembelajar yang penuh keyakinan tinggi, seperti "Kamu bekerja keras" atau "Hebat, Kamu bisa menyelesaikan tugas dengan baik". Kata-kata motivasi lebih berbekas bagi anak-anak ketimbang pujian seperti "Ayah bangga denganmu Nak".  Namun jangan:
-           memberi pujian yang berlebihan seperti mengulang pujian pada anak yang sifatnya membangga-banggakan talenta diriny
-          memberi pujian yang membuatnya terbebani untuk selalu menjadi si terhebat.
·         Hindari untuk terlalu sering menunjukkan keburukannya, alihkan sikap kritis Anda ke arah yang lebih baik, selalu katakan padanya, bahwa Anda yakin dia pasti bisa. Terima anak Anda apa adanya dan selalu sampaikan kata-kata yang mendorongnya untuk maju. Orangtua perlu berhati-hati dengan setiap ucapannya, ucapan orangtuanya berperan besar terhadap bagaimana anak menghargai dirinya karena akan terekam pada anak. Jika ia mendengar kata-kata yang menyerang dirinya, hal ini akan berdampak negatif pada harga dirinya, anak akan mulai meyakini bahwa ucapan orangtuanya itu benar, misal: jangan pernah mengucapkan, "Dasar anak laki-laki!" saat melihat perilaku "bandel" nya, label yang menekankan pada stereotip gender ini hanya menunjukkan seakan anak laki-laki tak berperilaku baik atau tak bisa mengontrol perilakunya, bahwa anak laki-laki adalah troublemakers.
·         Beri perhatian lewat senyuman tulus, selalu menatap matanya dengan semangat, dan tunjukkan rasa tertarik akan apa yang ia lakukan, hal ini akan membuatnya merasa aman, nyaman dan antusias sehingga dengan sendirinya bisa berkreasi tanpa hambatan emosional apapun.
3.      Ketika dia sudah mulai masuk usia prasekolah dan akan terjun ke dunia luar, persiapkan dirinya, sering-sering ngobrol dengannya, ceritakan bahwa ia sudah besar dan sebentar lagi sekolah, beri gambaran padanya bahwa bersekolah itu menyenangkan, ia akan bertemu banyak orang baru dan hal-hal baru, hal ini akan membuat kadar percaya dirinya lebih tebal. Tempatkan diri Anda pada posisi anak, Anda pun dulu juga pernah seusia dia, dan ingat kembali hal-hal yang bisa membuat Anda menjadi kurang percaya diri, dan apa yang bisa membuat Anda bisa kurang percaya diri lalu, terapkan pada balita
4.      Biasakan tampil di acara berskala kecil untuk melatih keberanian anak untuk tampil, misalnya:
·         Saat makan bersama di restoran, dorong balita Anda (bila ia sudah lancar bicara dan berjalan) untuk meminta bon pada kasir atau memanggil pelayan untuk meminta sendok atau piring tambahan untuknya, jika ia mau melakukannya, beri pujian sehingga di lain waktu ia mau melakukannya lagi.
·         Ketika kerabat datang berkunjung ke rumah, pancing anak untuk tampil dan menunjukkan kepintarannya (menyanyi, berhitung atau bercerita tentang pengalaman berjalan-jalan bersama ayah dan ibu minggu lalu). Interaksi dengan orang yang telah dikenal tetapi jarang ditemui bisa menjadi langkah awal untuk mengasah keberanian serta rasa percaya dirinya.
·         Pesta ulang tahun, parade tingkat RT, dan lain-lain
5.      Ajak anak melihat penampilan anak seusianya. Saat ia menyaksikan anak-anak beraksi, di dalam hatinya mungkin terbit rasa iri atau inspirasi untuk bisa seperti mereka. Tanyakan kepada anak, "Kamu mau seperti dia? Bisa, kok, kalau kamu mau belajar untuk tampil seperti dia”. Namun perlu diingat, melihat anak lain tampil lebih “bersinar” daripada anak Anda sendiri kadang bisa membuat Anda cenderung ingin menuntut anak Anda lebih banyak, padahal, tekanan yang terlalu besar malah akan membuat anak Anda frustasi
6.      Daftarkan anak ke klub seni, olahraga, atau apa saja yang menarik minatnya sehingga ia menguasai suatu ketrampilan karena mempelajari sesuatu secara sistimatis. Dan, klub biasanya memberi kesempatan pada murid-muridnya untuk tampil dalam acara yang dihadiri orangtua. Tujuannya, latihan berani tampil bagi anak dan agar orangtua bisa menyaksikan kemajuan anak.
7.      Biarkan anak yang memutuskan ia akan tampil atau tidak, jika ada kesempatan bagi anak-anak untuk tampil, tanyakan pada anak dengan nada relaks, ia mau tampil atau tidak? Beri dia pilihan, misal jika tampil ia akan mendapat hadiah dan tepukan, jika tidak tampil maka hadiah dan tepukan  akan diberikan kepada anak-anak yang tampil. Jangan kecewa bila anak menggeleng, tidak antusias atau tidak berani, mungkin karena anak ingin mengobservasi dulu suasana di sekitarnya atau karena ia sangat nervous, atau karena ia betul-betul tidak tertarik pada apa yang ada di panggung. Ulangi pertanyaan Anda setelah beberapa saat.  Jika dia merasa tidak nyaman atau belum berani tampil, jangan paksa anak dan jangan mengritik, katakan Anda mengerti ia belum mau tampil, namun, kapanpun ia ingin tampil, Anda siap membantu dan menemani.
8.      Sebelum anak tampil
·         Latih anak agar menguasai kemampuannya. Buat semacam gladi resik yang melatih dan merinci langkah-langkah yang harus dilakukan anak, mulai dari berdiri, berjalan ke panggung, memberi hormat, tersenyum, mengambil mike, menyanyi/menari/membaca puisi,  mengucapkan terima kasih, dan meninggalkan panggung.
·         Besarkan hatinya, sesederhana apa pun penampilannya (missal: hanya untuk menyerahkan buket bunga pada orang yang berpidato, katakan, “Kamu sudah berlatih keras. Saatnya kamu menunjukkan kemampuanmu.”)  Jika penampilannya kurang memuaskan, katakan, “Ayah dan Bunda senang dan bangga kamu berani tampil di muka umum.”  Jika penampilannya memuaskan, beri dia pujian, “Kamu hebat. Yuk, makan es krim untuk merayakan.”
9.      Cara anak untuk beradaptasi dengan perhatian publik yang tertuju kepadanya bermacam-macam, jika rasa percaya dirinya baru setengah setengah, kita bisa memberi alat bantu sehingga saat tampil ia tidak terlalu merasa terbebani, seperti:
·         memakaikan topeng saat di atas panggung
·         mengajak ia membayangkan bahwa yang menontonnya adalah orang-orang yang sudah ia kenal
·         tampil ramai-ramai, jika tampil sendiri bagi anak terasa menyeramkan, biarkan dia tampil bersama anak-anak lain atau ditemani anda di panggung. Dengan tampil ramai-ramai, anak merasa perhatian orang tidak hanya tertuju kepadanya. Jika terpaksa, dia juga bisa ngumpet di balik punggung teman.



Cara mendidik anak menjadi PINTAR dan CERDAS

download animasi gratis free animation Power Point Presentasi presentation

Apa yang harus dilakukan orang tua supaya anaknya mempunyai persiapan cukup untuk masa depannya? Adalah pertanyaan yang pasti selalu timbul pada setiap orang tua. Untuk dapat bersaing dan bermanfaat dalam masyarakat nantinya, tentulah seorang anak harus memiliki kecerdasan dalam dirinya. Anak cerdas artinya anak yang lebih mudah menangkap berbagai rangsangan dari luar dirinya untuk dapat diolah menjadi bahan pengetahuan bagi dirinya, sehingga pasa akhirnya dia mampu menyelesaikan masalah, belajar dan berinteraksi dengan lingkungan. Penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik saja tidak cukup untuk mengembangkan kecerdasan anak secara optimal, peran orang tua dalam memberikan latihan-latihan dan terus membekali anak dengan berbagai pengetahuan, informasi dan pengalaman akan mengoptimalkan perkembangan kecerdasan anak. Yang harus dilakukan orang tua di rumah:

1.   Mengembangkan rasa ingin tahu anak
Caranya, sebagai orang tua biasakan diri anda menunjukkan rasa ingin tahu kepada anak sejak kecil, sehingga sudah menjadi kebiasaan dan sifatnya menjadi anak yang kritis dan selalu ingin tahu akan hal baru, sehingga dia sendiri akan penasaran untuk mencari tahu, belajar hal-hal baru, otomatis semakin banyak yang dia pelajari dan hal ini akan membuatnya menjadi pintar. 
download animasi gratis free animation Power Point Presentasi presentation

2.   Budayakan membaca
Dengan membaca akan meningkatkan pengetahuan & perkembangan kognitif anak. Sebagai orang tua kita dapat menumbuhkan kebiasaan gemar membaca misalnya dengan mendongeng pada anak, membaca buku bersama, mengajak nak ke toko buku, memberikan buku yang menarik perhatiannya. Dan jangan memaksa tapi berilah stimulus yaitu buat anak menyadari betapa pentingnya membaca


download animasi gratis free animation Power Point Presentasi presentation

3.   Cara orang tua mendidik anak: 
·        Latih Kepercayaan diri anak. Anak yang percaya diri selalu optimis bahwa dia bisa melakukan sesuatu, akan mudah bergaul & berinteraksi dengan lingkungan, tidak takut bertanya kepada guru atau orangtua di sekelilingnya yang otomatis anak akan mendapatkan banyak pelajaran dan pengetahuan. Membuat anak menjadi pribadi yang percaya diri salah satu caranya adalah berpatisipasi dalam kegiatan olahraga maupun social, jangan sekalipun mendidik anak sehingga dia menjadi tidak PD misal mengkritik hasil karyanya bukannya memujinya adalah cara mendidik anak yang salah karena anak jadi takut melakukan sesuatu karena salah, padahal manusia yang tidak pernah melakukan sesuatu bagaimana mungkin menjadi pintar
·        Beri anak tanggung jawab. Misal: menyiram tanaman, merapikan mainan dan tempat tidur sendiri
·        Orang tua harus mengajari anaknya. Jangan lupa untuk menggunakan peralatan yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga anak tidak hanya menghafal teori
·        Jika anak bermain dengan temannya, dampingi anak anda. Lingkungan yang baik akan menciptakan pergaulan yang baik pula. Lingkungan yang mendukung jauh lebih penting dalam menentukan perkembangan kecerdasan seorang anak.

4.   Nutrisi dan gizi yang baik
Memberikan ASI, menyingkirkan makanan cepat saji, memberikan makanan yang sehat, membiasakan berolahraga.
download animasi gratis free animation Power Point Presentasi presentation

5.   Bermain musik membuat otak kanan bekerja lebih aktif sehingga pertumbuhan otak kanan sempurna, hal ini akan meningkatkan IQ dan nilai akademis anak. Menurut penelitian, bangsa Israel menjadi pintar salah satunya karena sejak dini mereka sudah dilatih konsentrasinya dengan bermain piano.

6.  Permainan edukatif akan mengajak anak untuk berpikir, meningkatkan kraivitas anak, melatih anak dalam problem solving, ketiga hal ini akan membuat anak lebih mudah menyerap dan memahami pelajaran dan pengetahuan. 


download animasi gratis free animation Power Point Presentasi presentation

Kamis, 05 April 2012

TAHAP PERKEMBANGAN BAYI


Minggu-minggu Pertama (0-1 bulan) dihabiskan untuk membiasakan diri dengan dunia baru setelah 9 bulan dalam rahim Ibu yang hangat dan  nyaman 

1. Menangis adalah cara bayi berkomunikasi (protes atau panggilan darurat), sehingga yang harus ibu lakukan adalah merespon cepat tangisannya sehingga ia akan merasa diperhatikan sehingga timbul rasa aman dan nyaman. seiring waktu ibu akan semakin ahli dalam memahami apa yang diinginkan bayinya melalui tangisannya. cara terbaik untuk membantu agar bayi Ibu rileks adalah dengan memberi pijatan walau Ibu tidak mahir memijat, gerakan lembut Ibu akan membuat bayi nyaman bahkan tertidur dan sentuhan ibu ini akan mengembangkan ikatan emosional yang kuat antara Ibu dan bayinya.
2. Penglihatan bayi baru lahir masih buram Ia belum mampu memusatkan kedua matanya pada satu objek (baru mampu bekerja selaras dalam memusatkan penglihatan terhadap sebuah obyek setelah berusia 3-6 bulan) sehingga saat pertama kali bayi membuka mata, semua yang ada di sekelilingnya akan tampak samar/ kabur, wajah Ibu baru tampak jelas baginya bila berjarak ketika berjarak 20 - 25 cm dari matanya. Setelah usia 8 bulan, si kecil akan mampu melihat “dunia baru” di sekitarnya dalam persepsi 3 dimensi, seperti Ibu.
3. Makan (menyusu) bayi baru lahir sedikit tapi sering karena ukuran perut bayi baru lahir kira-kira sebesar mangkuk telur rebus. Ibu menyusui perlu makanan dan minuman bergizi untuk mengganti energi dan cairan tubuh yang berkurang selama menyusui.
4. Tingkah laku (gerakan) dilakukan secara refleks dalam usaha menyesuaikan diri dengan lingkungannya di awal kehidupan. Contoh gerak refleks bayi: mencoba menggenggam jari Ibu saat Ibu menyentuh telapak tangannya, menoleh kearah sentuhan Ibu di pipinya, langsung mencoba menghisap sesuatu yg ditaruh Ibu ke mulutnya
5. Keterampilan yang dimiliki
·      Motorik: Mengangkat kepala setinggi 45 derajat ketika berbaring tengkurap, menggerakkan kepala dari kanan/ kiri ke tengah, menangis, meringkuk, mendekut, mendengkur saat tidur, tangan terkepal erat, mengeluarkan suara: ooh dan aah secara spontan, tertawa
·      Sensorik: Pandangan bayi untuk dapat mengikuti objek walaupun hanya beberapa saat, dapat melihat pola berwarna hitam-putih, membalas tersenyum ketika diajak bicara/ tersenyum, bereaksi terkejut (bentuk respon bayi) terhadap suara keras, melihat dan menatap wajah, mengenal ibu dari penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak